Sebelum menggunakan alat tensimeter, Anda perlu mengetahui berapa tekanan darah normal dan cara membacanya. Tekanan darah normal, menurut American Heart Association (AHA), mempunyai angka sistolik serta distolik di atas 90/60 mmHg atau 120/80 mmHg.
Di luat hasil tersebut, kemungkinan besar Anda mengalami gangguan kesehatan yang memerlukan penanganan medis. Pemeriksaan berkala dengan tensimeter akan membantu Anda menekan risiko yang lebih buruk. Maka sebagai panduan, berikut cara membaca tekanan darah memakai tensimeter, khususnya versi digital.
- Pre-hipertensi
Jika tensimeter menunjukkan angka sistolik 120-139 mmHg dan angka diastolik 80-89 mmHg, ada peluang Anda mengalami pre-hipertensi. Anda memang belum mengalami hipertensi, tetapi memiliki risiko lebih tinggi dalam waktu terdekat. Bahkan ada risiko lain mengintai seperti serangan jantung. Oleh karena itu, Anda disarankan memeriks akan diri ke dokter.
Penyesuaian gaya hidup seperti olahraga, menjaga berat badan, dan mengonsumsi makanan yang sesuai akan membantu Anda menekan pre-hipertensi.
- Hipertensi derajat 1 dan 2
Berikutnya ada hipertensi derajat 1 yang ditandai dengan tekanan darah di angka 130-139 mmHg (sistolik) dan 80-89 mmHg (diastolik). Bisa dikatakan hipertensi derajat 1 belum terlalu mengganggu kualitas kesehatan dalam level kronis. Hanya saja, Anda harus mengikuti anjuran dokter untuk mengubah gaya hidup maupun melakukan pengobatan.
Sementara hipertensi derajat 2 berada di tensi 140 mmHg (sistolik) dan 90 mmHg (diastolik). Dokter biasanya akan memberikan obat penurun tekanan darah untuk mengatasinya.
- Krisis hipertensi
Ketika tensimeter memperlihatkan angka 180/120 mmHg atau melebihinya, berarti Anda sedang mengalami gangguan kesehatan serius. Datangi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan darurat yang akurat. Jangan terkecoh juga kalau Anda tidak merasakan gejala karena hanya akan memperparah penyakit.
Namun, Anda juga bisa saja merasakan sejumlah gejala. Antara lain sesak napas, sakit kepala, tanda-tanda stroke, sampai kehilangan kontrol otot di wajah yang berujung pada kelumpuhan.
- Hipotensi
Berbanding terbalik dengan hipertensi, hipotensi merupakan kondisi saat tekanan darah berada di bawah batas normal, yakni tak sampai 90/60 mmHg. Kondisi ini sama membahayakannya dengan hipertensi, sebab kurangnya darah akan mengurangi pasokan darah dengan kandungan oksigen. Organ-organ tubuh yang memerlukannya, termasuk otak, tak akan bisa berfungsi normal.
Disitat dari Journal of American Geriatrics Society, hipotensi umum terjadi pada kondisi kesehatan tertentu. Misalnya dehidrasi, kehamilan, masalah jantung, infeksi, hingga konsumsi obat-obatan.
Belum terbiasa menggunakan tensimeter? Anda dapat meminta petunjuk pada tenaga medis yang menangani pemeriksaan. Setelah itu, Anda bisa membeli tensimeter dari merk terpercaya seperti Omron. Tensimeter digital yang mereka sediakan dijamin mudah digunakan dan dibaca yang dengan tingkat akurasi tinggi.