Pandemi Covid 19 memang masih berlangsung, namun angka kematian yang disebabkan virus ini kini kian mengalami penurunan. Saat ini, beberapa wilayah di Indonesia bahkan telah melakukan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ini tentunya menjadi sinyal bagi banyak orang untuk mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan Covid 19 dan kembali beraktivitas seperti sebelum masa pandemi, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Lalu apa saja yang bisa diterapkan dalam menjaga kesehatan tubuh selama hidup berdampingan dengan Covid 19 ini? Membiarkan tubuh untuk banyak berdiam diri dan tidak banyak melakukan aktivitas selama menjalani momen kerja dari rumah atau Work From Home (WFH), tentu saja dapat menghambat metabolisme tubuh. Tubuh pun akan terasa kurang bugar, terlebih pola hidup yang selama ini diterapkan pun tidak sehat.
Saat di rumah, aktivitas dalam mengkonsumsi makanan pun cenderung menjadi lebih sering, karena didukung kemudahan akses layanan pesan antar makanan secara online. Namun hal ini justru dapat menimbulkan sederet dampak buruk, mulai dari berat badan semakin bertambah yang memicu obesitas, kehilangan massa otot, hingga melemahnya jantung dan paru paru. Kondisi seperti ini tentunya akan membuat tubuh merasa lebih cepat lelah, sehingga berdampak pada terhambatnya aktivitas dan mobilitas, produktivitas pun dapat berkurang. Dikutip dari laman American College of Sports Medicine (ACMS), Selasa (23/11/2021), berolahraga bisa menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh. Terkait hal ini, sebenarnya disarankan untuk berolahraga minimum 30 menit setiap harinya.
Olahraga yang dipilih pun bisa disebut tergolong kategori ringan, karena kebugaran tubuh dapat diperoleh hanya dengan melakukan aktivitas seperti jalan cepat, jogging, atau gabungan dari keduanya. Nah, jika tubuh telah kembali bugar, maka aktivitas apapun yang dijalani tentunya akan terasa ringan dan mudah untuk dilakukan. Aturan PPKM memang telah dilonggarkan, namun penerapan protokol kesehatan pun harus terus dilakukan, satu diantaranya dengan selalu memakai masker. Perlu diketahui, pandemi Covid 19 kini turut menciptakan istilah 'skindemi', yakni masalah kulit yang muncul karena kebiasaan yang dilakukan selama pandemi.
Dikutip dari laman Alodokter, dr. Kevin Adrian mengatakan skindemi tercipta akibat pemakaian masker yang terlalu lama, sehingga menyebabkan kulit menjadi kusam, kemerahan, gatal dan mudah berjerawat. "Penggunaan masker dalam waktu yang lama membuat kulit wajah terus bergesekan dengan masker, gesekan ini yang memicu iritasi kulit. Selain itu menghela nafas dan berbicara saat menggunakan masker juga akan menjebak hawa panas yang membuat kulit wajah menjadi lembab," kata dr. Kevin. Kondisi skindemi ini bahkan dapat semakin parah jika dialami oleh seorang perokok. Karena aktivitas merokok yang 'membuka dan menutup masker' berulang kali, akan membuat hawa panas hasil pembakaran rokok 'terjebak' di area yang tertutup masker. Akibatnya, pori pori akan mudah tersumbat sehingga bakteri dan kuman dapat secara mudah berkembang biak. Oleh karena itu, menghentikan kebiasaan merokok tentu dapat menjadi pilihan utama untuk mencegah terjadinya sederet hal buruk tersebut.
Namun, jika anda merasa sulit menghentikan kebiasaan mengkonsumsi rokok, maka produk tembakau alternatif bisa menjadi solusinya. Hal itu karena banyak produk tembakau alternatif yang kini dapat dikonsumsi tanpa pembakaran, seperti kantung tembakau, kantung nikotin, bahkan produk tembakau yang dipanaskan. Sejumlah riset bahkan menyebut risiko dari produk tembakau alternatif, terutama produk tembakau tanpa asap (smokeless tobacco) bahkan dapat mengurangi risiko dari konsumsi rokok hingga mencapai 99 persen. Dikutip dari laman ABC News, Peneliti di University of Michigan School of Public Health, Ken Warner pun menyebut produk tembakau alternatif bisa menjadi sarana untuk menghentikan kebiasaan merokok, karena merupakan produk yang memiliki risiko jauh lebih rendah. "Produk tembakau tanpa asap tidak diragukan lagi, memiliki resiko yang jauh lebih kecil dibandingkan rokok. Produk produk ini mungkin dapat membantu perokok untuk bisa berhenti merokok," kata Warner. Demi mengoptimalkan langkah pencegahan terjadinya skindemi, pastikan anda juga selalu menggunakan masker yang bersih, dan secara berkala mengganti masker jika aktivitas yang dijalani sangat padat.
Sehingga anda pun tidak perlu khawatir skindemi akan muncul pada wajah anda. Salah satu faktor yang membuat kesehatan mulut tidak terjaga adalah dengan munculnya bau mulut. Munculnya bau mulut ini dapat disebabkan berbagai hal, mulai dari tidak rajin menggosok gigi hingga kebiasaan merokok.
Bagi para perokok, produk tembakau alternatif sebenarnya bisa menjadi solusi agar terhindar dari bau mulut. Perlu diketahui, sejumlah residu hasil dari pembakaran rokok dianggap sebagai pemicu terciptanya kondisi bau mulut dan sejumlah penyakit oral lainnya. Sedangkan produk produk tembakau alternatif, tidak melalui proses pembakaran dan tanpa menghasilkan residu. Satu diantaranya terdapat produk tembakau yang dipanaskan dan menghantarkan nikotin dengan memanaskan tembakau pada alat berteknologi khusus.
Oleh karena itu, konsumsi produk tembakau yang dipanaskan diklaim memiliki risiko lebih rendah hingga 95 persen jika dibandingkan rokok. Di masa pandemi ini, mayoritas masyarakat kini tidak hanya concern dalam menjaga kesehatan tubuhnya saja. Namun mereka juga mulai concern pada kesehatan kulit wajah hingga kesehatan mulut yang sebenarnya dapat berdampak pula pada pencegahan penyakit di organ penting tubuhnya.
Ingat, menjaga kesehatan seluruh anggota tubuh dapat membuat anda terhindar dari penyakit, termasuk Covid 19' Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.