Air dibutuhkan dalam membuat campuran beton yang berkualitas. Namun, hal ini sering menyebabkan pemborosan sumber daya. Tak perlu khawatir karena ada cairan obat pengeras beton dan cara-cara lain yang bisa digunakan.
Dengan berbagai cara ini Anda tetap bisa menghasilkan beton berkualitas tanpa khawatir membuang air bersih terlalu banyak dan tagihan membengkak. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini untuk mengetahuinya.
Cara Hemat Air untuk Memperoleh Beton Berkualitas
Air dibutuhkan dalam campuran beton karena dapat mendukung reaksi kimia hidrasi. Alhasil, partikel beton bisa terikat dan mengeras dengan baik. Selain itu, zat ini juga berfungsi sebagai pelumas sehingga pengerjaan menjadi lebih mudah.
Semakin banyak campuran untuk dikerjakan, maka akan semakin banyak pula air yang dibutuhkan. Supaya tetap hemat dan tagihan terjaga, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti menggunakan cairan obat pengeras beton. Selengkapnya adalah sebagai berikut.
● Menampung Air
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah menampung air hujan. Cara ini bisa diterapkan secara maksimal bila sedang musim hujan. Jadi, Anda tak terlalu mengandalkan PDAM untuk membuat beton berkualitas.
Anda bisa membuat tampungan dari bak atau terpal untuk mendapatkannya. Pipa bisa dibangun dari talang maupun atap untuk memudahkan air mengalir dari atas ke wadah tersebut.
Tak hanya bisa menghemat PDAM dan biaya, cara ini juga ramah lingkungan. Bagaimanapun juga, pastikan air yang ditampung dan wadah tersebut cukup bersih agar tidak merusak campuran beton.
● Menggunakan Air Bekas Cucian
Air sering digunakan untuk mencuci barang, mulai dari peralatan pertukangan hingga mobil. Setelah melakukannya, sebisa mungkin tampung bekas cucian tersebut untuk digunakan dalam mencampur beton.
Pastikan bahwa bekas cucian tersebut tidak terlalu kotor atau berminyak. Air yang terlalu kotor dan berminyak dapat mengganggu kekuatan beton setelah kering. Alhasil, daya tahannya akan menurun.
Umumnya, bekas cucian ini digunakan untuk campuran yang tidak menahan beban berat atau bukan pondasi utama. Anda bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan proyek untuk menjaga kualitasnya.
● Menggunakan Meteran Air
Terkadang, pemborosan air terjadi karena tidak dihitung pengeluarannya. Tak hanya membuang zat tersebut dengan percuma, tagihan pun juga membengkak. Hal ini bisa meningkatkan anggaran dana dari yang seharusnya.
Maka dari itu, gunakan meteran air untuk mengukur pengeluarannya. Lalu, rencanakan berapa banyak yang dibutuhkan untuk mencampur beton. Setelah itu, perhatikan meteran tersebut untuk mengontrol pengeluarannya.
Cara ini cukup ampuh untuk menghemat air. Namun, jangan lupa untuk melakukannya dengan konsisten agar tidak sampai kebablasan. Tak hanya bisa menyebabkan pemborosan saja, kekuatan campuran beton juga akan terganggu.

● Menggunakan Sumber Alternatif
Ada banyak sumber alternatif yang bisa digunakan untuk mendapatkan air selain PDAM. Misalnya adalah sumur bor maupun sungai. Jika Anda menemukannya di sekitar proyek dan bisa digunakan, maka tak ada salahnya untuk menggunakannya.
Namun Anda perlu memperhatikan kualitas dari air tersebut. Pastikan agar zat cair tersebut tak terlalu asam atau asin karena dapat mengganggu ketahanan beton. Contoh sumber tersebut adalah laut.
Lalu, usahakan untuk menyaringnya terlebih dahulu bila mengandung banyak kotoran. Kotoran juga dapat mengganggu daya tahan beton. Bahkan, campurannya tak bisa terikat secara maksimal.
● Memaksimalkan Campuran
Cara lain yang bisa digunakan adalah memaksimalkan campuran. Dengan memaksimalkannya, Anda bisa menggunakan semen, pasir, air, dan bahan-bahan lainnya dengan proporsi yang seimbang.
Cara ini bisa mengurangi penggunaan air tanpa mengganggu kekuatan dan kepadatan beton. Dengan demikian, Anda bisa berhemat sembari memastikan kualitasnya termasuk setelah bangunan digunakan.
Banyak orang menganggap bahwa campuran beton perlu ditambah air untuk memudahkan pengadukan. Hal ini perlu dihindari karena selain pemborosan, terlalu banyak zat cair juga menurunkan kekuatan beton.
● Menggunakan Water Reducing
Seperti yang telah disebutkan di atas, cairan obat pengeras beton bisa digunakan untuk menghemat penggunaan zat cair ini. Namun, pastikan bahwa obat tersebut berjenis water reducing.
Dalam bahasa Indonesia, water reducing bermakna “pengurang air” secara harfiah. Dengan kata lain, obat tersebut bisa mengurangi penggunaan zat cair ini dalam pencampuran beton.
Tak perlu khawatir karena kekuatan dan kualitas beton tetap dapat terjaga dengan obat ini meskipun jumlah konsumsi air berkurang. Selain itu, berbagai produk juga menawarkan keunggulan lain yang baik untuk proyek, seperti lebih kuat tekan.
Menghemat Penggunaan Air dalam Campuran Beton dengan Water Reducing
Jadi, ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk menghemat penggunaan air tanpa mengganggu kekuatan dan daya tahan beton. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan obat pengeras yang bersifat water reducing.
Saat ini, ada beragam obat yang dapat dipilih. Salah satunya adalah SikaCim® Concrete Additive. Produk ini bisa mempercepat pengerasan beton dengan menghasilkan workability tinggi.
Tak hanya itu, kekedapan air juga dapat ditingkatkan sembari menguranginya sampai 20%. Efek kenaikan kuat tekan pun akan muncul di hari ke-28 sebesar 40%.
Di sisi lain, Sika telah berpengalaman selama 114 tahun dalam menangani berbagai proyek sehingga Anda tak perlu meragukan kualitasnya. Misalnya adalah PLTA Nant De Drance di Wallis di Swiss
Sika juga menjadi pencetus semen waterproofing pertama di Indonesia. Semen ini juga bisa digunakan untuk mendukung beragam proyek Anda.
Jadi, ingin menghemat penggunaan air dalam proyek sembari menjaga kualitasnya? Gunakan cairan obat pengeras beton dari Sika! Informasi selengkapnya tentang obat tersebut dapat dilihat dengan klik di sini.

