Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai Prabowo Subianto masih terlihat fokus membantu Presiden Joko Widodo dengan tanggung jawabnya sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) dalam dua tahun terakhir dan cenderung enggan membicarakan tentang 2024. Adi berujar, Prabowo yang fokus bekerja membuat sejumlah pihak tak mengkhawatirkan akan adanya dua pimpinan dalam satu kabinet. Artinya, Prabowo fokus membantu Jokowi di pemerintahan. "Totalitasnya bekerja sebagai menteri bukan untuk kepentingan politik elektoral meski hampir semua survei memenangkan Prabowo. Dalam banyak hal fokus dan totalitas kerja Prabowo ini bikin tenang karena kekhawatiran akan munculnya 'matahari kembar' tak pernah terjadi," ujar Adi saat dihubungi, Selasa (22/6).
Menurut Adi, sikap Prabowo itu mafhum Pilpres masih jauh. Karenanya, dia memilih tidak kasak kusuk dan agresif berlebihan. Apalagi, lanjut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu,modal Prabowo sudah cukup untuk kembali tanding pada 2024. "Posisinya sebagai Ketum Gerindra dan elektabilitas tertinggi tentunya bikin Prabowo cool saja menatap jalan panjang pencapresan. Sementara calon yang lain belum tentu punya kedua bekal itu," paparnya.
Adi mengatakan, popularitas Prabowo nyaris mentok di sekitar 96 persen. Ini menunjukkan sosoknya telah dikenal masyarakat. "Tanpa bermanuver pun publik sudah paham, bahwa Prabowo adalah capres potensial di 2024 yang saat ini elektabilitasnya teratas versi survei," ucapnya. Adi menilai Prabowo bisa tetap fokus bekerja membantu Presiden Jokowi memastikan visi misi Presiden di bidang pertahanan bisa berjalan dengan baik sehingga ke depannya tidak ada perpecahan.
Nama Prabowo masuk papan atas sebagai bakal kandidat Pilpres 2024 dalam berbagai survei. Arus Survei Indonesia (ASI) yang dirilis 8 Juni lalu, misalnya, menyebutkan elektabilitas putra ekonom Soemitro Djojohadikoesoemo itu tertinggi dengan 12,5%. Hasil survei LSI Denny JA yang dirilis 17 Juni, di mana Prabowo meraup 23,5% dan selisih 8% dengan pesaing terdekatnya, Ganjar Pranowo. Adapun versi Parameter Politik Indonesia yang dipublikasikan 5 Juni, mantan Pangkostrad ini berada di puncak dengan elektabilitas 22,3%.